Aku dan ilalang

Hilir angin menghembus tubuh ku...Di suatu sore yang begitu tenang. Tidak seperti waktu sore yang biasanya, saat itu aku yang cuma bisa terdiam di tengah padang ilalang, merasakan betapa riuhnya gerakan ilalang yang tertiup oleh angin.

Angin sore yang betul betul membuat tubuh ku kaku disatu tempat seolah aku beradaptasi dengan ilalang yang ada disekitarku yang tetap ditempatnya. Sesekali aku bergerak mengikuti gerakan ilalang. Seperti aku sudah berada di dunia ilalang yang lapang tapi cuma ada satu objek yang monoton.

langit sore yang memberikan kesan lebih dramatis kepada ilalang yang sebenarnya cuma memiliki satu warna saja. Ilalang yang sebenarnya biasa saja, tapi saat itu berubah jadi kuning keemasan biasan dari warna langit sore itu. Indah dan begitu menenangkan.

uuufffh betapa nyaman nya suasana sore itu...cuma ada aku dan ilalang saja. tapi entah mengapa ada rasa gundah bercampur cemas menyelimuti hati ku.

aku yang mulai bisa beradaptasi dengan keriuhan ilalang di padang itu, mulai membuka sebuah cerita tentang kisah ku, tentang kegundahan hati ku, seolah aku merasa  ilalang bisa mengerti kecemasan yang ada dalam relung jiwa ku. kecemasan tentang sesorang yang sedang berjuang dengan hidupnya. kecemasan tentang penantian yang berujung dengan perjumpaan.

aku yang saat itu mulai bertindak seperti ilalang. yang cuma ingin tetap ditempat ku menanti sepotong berita yang terhempas angin sampai pada padang dimana tempat ku berdiri. sebuah berita yang memberi ku warna layaknya bias senja yang menerpa padang ilalang di sore itu. menanti sebuah berita yang bisa membuat ku tenang seperti keadaan padang ilalang sore itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar